Advertise Here

mengenal lingkungan

- Another Blogger Blog's

Seorang periset lingkungan dalam artikelnya di sebuah harian ibukota menulis bahwa faktor dominan yang menyebabkan tanah longsor, banjir dan kerusakan lingkungan lainnya adalah karena tindak keserakahan manusia.  Berkurangnya resapan air di daerah hulu disebabkan oleh semakin marak berdirinya villa-villa yang hanya untuk keuntungan bisnis pribadi.  Kebijakan tata ruang kota yang tidak peduli lingkungan disebabkan oleh SDM pemerintahan yang mudah tergoda oleh keuntungan rupiah bagi sekelumit orang namun merugikan ratusan ribu hingga jutaan orang serta ratusan milyar rupiah atau bahkan lebih.
Tentu semua berharap bahwa bencana alam tidak terjadi pada masa-masa yang akan datang.  SDM yang amanah dan melaksanakan kewajiban ibadah kepada Sang-Khaliq serta senantiasa mementingkan kepentingan rakyat akan mampu meminimalisir atau bahkan mencegah datangnya bencana.
Anak-anak kita masa kini adalah SDM masa depan.  Masa depan negeri ini bergantung pada bagaimana kita menyiapkan SDM masa depan.  Pendidikan yang tepat sejak dini akan membentuk generasi yang berkualitas dalam iman dan ilmu.  Bukankah Allah SWT akan menurunkan rahmat dan pertolonganNya sekiranya penduduk bumi beriman dan  melaksanakan kewajiban sebagai hamba Allah?  SDM yang berilmu dengan dilandasi iman yang kuat pasti akan selalu berhati-hati dalam mengambil tindakan, apalagi yang terkait dengan kepentingan orang banyak.
Pendidikan di usia dini yang seperti apakah yang mampu membangun pribadi yang peduli lingkungan ?  Bagaimana caranya ?
Setiap anak dilahirkan ibarat lembaran putih.  Lingkunganlah yang berpengaruh terhadap corak pribadi anak.  Lingkungan yang dimaksud di sini adalah keluarga/ orang tua , sekolah dan lingkungan sekitar (mis. televisi, teman bermain, dan budaya masyarakat).
Keluarga  dan sekolah  sebagai subyek pendidikan berperan penting dalam menumbuhkan kepribadian anak.  Sinergi diantara keduanya akan membentuk generasi yang luar biasa.  Berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan keluarga dan sekolah untuk menumbuhkan kepedulian terhadap lingkungan :
1.  Bekali dengan pengetahuan sejak dini
Sampaikan kepada anak (sesuai tahapan usianya) terkait dengan lingkungan disekitar kita.  Misalnya apa gunanya air, apa manfaat hujan, bagaimana berhemat dengan air, apa manfaat pohon, apa yang terjadi jika pohon-pohon di hutan ditebangi, mengapa terjadi banjir, bagaimana membuang sampah yang benar, mengapa kita harus menjaga lingkungan atau hal-hal terkait lainnya.  Limbah pabrik, polusi udara atau proses daur ulang juga akan dipahami anak jika orang tua menyampaikannya dengan cara yang tepat.  Penyampaian akan menarik dan berkesan bagi anak jika dilakukan dengan gaya yang menyenangkan.  Melalui dongeng, bernyanyi, percobaan-percobaan sederhana, mewarnai dan menggambar bebas, kegiatan eksplorasi buku atau praktek langsung dengan menanam pohon atau berjalan-jalan di taman kota sambil sesekali berdialog dengan anak.
  1. Mulai dengan pembiasaan dan keteladanan
Hal yang biasa diajarkan dan dilakukan orang tua atau guru akan dianggap suatu kebenaran oleh anak.  Jika orang tua terbiasa membuang sampah pada tempatnya, menghemat air, merawat tanaman, memberi makan dan merawat hewan peliharaan, membersihkan lingkungan sekitar rumah/ sekolah tentu akan ditiru oleh anak.
  1. Menumbuhkan rasa tanggung jawab
Anak yang bertanggung jawab tentu akan memperlakukan lingkungan sekitarnya dengan baik.  Biasakanlah agar anak mengikuti aturan-aturan dan hukum di rumah dan si sekolah dan di komunitas bermainnya.  Biasakan kepada mereka untuk selalu berbuat yang terbaik dan bermanfaat untuk orang lain.
  1. Menumbuhkan kecerdasan spiritual
Kecerdasan intelektual tanpa di landasi dengan kecerdasasan spiritual tidak akan membawa maslahat untuk orang banyak.  Buktinya adalah konsidi bangsa kita saat ini.  Bangsa ini cukup banyak orang-orang pintar. Baik dalam tataran politik atau akademisi.  Namun, ketika gemilaunya harta dunia datang menggoda tidak sedikit dari mereka yang terperosok dan akhirnya memilih kesenangan sesaat tapi merugikan kepentingan banyak orang.
Usia dini adalah usia yang tepat bagi penanaman nilai-nilai spiritual.  Ketaatan kepada Allah melalui shalat lima waktu, berdoa, berbakti kepada orang tua, berbuat baik dengan sesama  adalah sesuatu yang harus dibiasakan kepada anak.  Orang tua hendaknya tidak berpikir ‘nanti dulu’ dalam pendidikan keimanan.  Kesenangan dalam melaksanakan ibadah merupakan indikator keberhasilan dalam kecerdasan spiritual.
Mendidik anak-anak adalah menyiapkan peradaban.  Semoga anak-anak kita menjadi pemimpin amanah yang akan membawa kebaikan buat umat, bangsa dan agama. Amin
Wallahu ‘alam
SUMBER:http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3463019056191999262#editor/target=post;postID=4216030598767237319

0 komentar:

Posting Komentar

Free Tree ani Cursors at www.totallyfreecursors.com