Advertise Here

mengenal lingkungan

- Another Blogger Blog's

Pernahkah mendengar istilah air jernih belum tentu bersih? Itu memang betul sekali karena jernih di sini sangat berbeda sekali artinya dengan bersih. Dalam kehidupan sehari-hari banyak yang mengira bahwa air jernih pasti layak diminum. Ini jelas keliru. Dalam air yang jernih kita tidak tahu kandungan zat kimia dan juga mikroba yang ada dalam air tersebut. Bahan kimia tersebut dan juga mikroorganisme yang ada di dalamnya terlarut dalam air. Mari kita analogikan sebagai berikut contohnya, garam dapur yang dilarutkan dalam air. Tak tampak ada garam bukan? Airnya tetap jernih tapi asin rasanya. Bagaimana kalau zat tadi bukan garam melainkan zat berbahaya dan beracun.
Air minum yang kita konsumsi apakah sudah sehat? Pada air sumur apalagi yang lokasinya dekat dengan selokan, tangki septik, atau di pinggirnya banyak yang mencuci lalu air cuciannya menyerap lagi ke dalam sumur, dapat diduga buruk kualitasnya. Jernih tetapi tidak layak diminum. Air PDAM juga begitu. Kalau air bakunya dari sungai yang banyak menerima air sawah, air limbah pabrik, dan air limbah rumah tangga bisa dipastikan airnya tercemar.
Hal serupa bisa terjadi pada air minum isi ulang dan air minum kemasan jika unit pengolahnya tidak mampu menangani racun tersebut. Air tanah, termasuk mata air pun tak tertutup kemungkinannya terkotori zat berbahaya-beracun. Ini bergantung pada lapisan batuan (formasi geologi di mana air berada) yang dilewatinya di dalam tanah. Apalagi kalau air itu melewati timbunan sampah semacam TPSA (tempat pembuangan sampah akhir) yang bukan hanya terdapat mikroba berbahaya (salmonela, e coli, dll) juga bahan-bahan kimia yang akan terlarut (misalnya Fe, Mangaan, timbal, dll)
Paparan di atas membuat kita berpikir ulang perihal kualitas air yang biasa diminum. Pada masa kecil, bersihkah air minum kita? Saat remaja, dewasa, dan tua bersihkah air minum kita? Bersihkah air pencuci beras, sayur, ikan, daging, dan kuah sayur di rumah makan, restoran, warung langganan kita? Air minumnya mungkin tampak jernih, tetapi bersih dan sehatkah? Terlebih lagi kalau sudah dicampur sayur, bakso, kopi, teh, susu, daun pandan, dan lain-lain. Zat berbahaya-beracunnya sudah tak terasa lagi keberadaannya. Kita pun tidak langsung sakit, tidak langsung diare. Itu semua lantaran bakterinya sudah mati karena dipanaskan. Hanya saja, zat kimia beracun yang larut di dalamnya tidak bisa dihilangkan dengan proses pemanasan. Coba kita ilustrasikan, segelas air selokan atau air comberan lalu panaskan sampai mendidih 100 derajat Celcius selama sepuluh menit. Atau lebih lama lagi, yaitu 20 atau 30 menit. Minumlah. Pasti tidak akan mencret. Sebab, semua mikroorganismenya sudah mati. Tetapi zat kimia beracun dan berbahaya yang ada di dalamnya tidak hilang, faktor inilah yang berbahaya bagi organ tubuh kita.
SUMBER:http://carahidup.um.ac.id/2009/10/air-jernih-sehat-dan-bersihkah/

0 komentar:

Posting Komentar

Free Tree ani Cursors at www.totallyfreecursors.com